Kamis, 03 November 2011

PERUBAHAN PENAMPILAN FISIK DAN GERAK PADA USIA TUA


1.      Perubahan karena Proses Menua
Pertambahan umur secara proporsional pada kelompok 45 tahun atau lebih dan peningkatan secara umum dalam harapan lamanya orang hidup, merupakan kajian tentang bertambahnya umur yang sering disebut sebagai “ gerontology”.
Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh. Setelah mencapai puncak kematangan usia dewasa fungsi organ tubuh mengalami penurunan. Penurunan kemampuan melakukan aktifitas dan kemampuan bekerja menjadi menurun. Penurunan tersebut karena penyusutan jaringan tubuh secara bertahap, yang meliputi jaringan otot, system syaraf, dan organ-organ vital lainnya. Penurunan fungsi fisiologis dan neurologis terjadi sesudah umur antara 30 sampai 40 tahun dengan irama penurunan yang berbeda untuk setiap orang.

Kemampuan mengangkat sisa- sisa produksi dalam tubuh juga mengalami penurunan. Integritas system syaraf yang merupakan unsure vital dalam koordinasi respon muscular juga menurun dan berakibat menurunnya kemampuan koordinasi gerakan. Keceatan reaksi yang meliputi kecepatan merespon terhadap rangsangan, waktu reaksi dan waktu gerak mengalami penurunan, demikian pula persepsi kinestatik yang merupakan rasa gerak untuk mengetahui posisi tubuh dalam gerak juga mengalami penurunan.
 Selain penuruan kemampuan fungsi fisiologis dan neurologis, terjadi pula penurunan berbagai kemampuan lain, seperti:
1.      Penyesuaian diri terhadap proses pemulihan sesudah bekerja atau berlatih
2.      Fleksibilitas persendian
3.      Kontrol tubuh
4.      Elastisitas otot
5.      Sensitifitas pendengaran (auditori)
6.      Ketajaman penglihatan
7.      Daya ingatan
Keluhan yang sering dialami oleh orang lanjut usia adalah sukar tidur dan mengalami kekakuan otot maupun persendian.  Perubahan struktur dan penurunan fungsi fisiologis secara bersama-sama meningkat setelah umur 30 tahun.
Kecepatan penyaringan sari makanan dan oksigen menuju daerah otot yang sedang melakukan aktivitas, merupakan faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan gerakan sebagai hasil aktivitas itu sendiri. Semua itu tergantung dari pemompaan darah ke seluruh tubuh. Penurunan secara terus-menerus denyut nadi tertinggi selama kerja maksimal yang terus-menerus terjadi sesuai bertambahnya usia seseorang. Waktu sirkulasi darah memerlukan jangka waktu yang lama bagi pria umur 70 tahun bila dibandingkan dengan yang baik. Akan tetapi sel-sel darah merah dan volume darah antara pria umur 70 tahun dengan yang muda menunjukan perbedaan yang kecil. Selanjutnya dinyatakan bahwa ukuran badan, volume jantung dan volume darah tidak berhubungan dengan rata-rata denyut nadi maksimal atau kerja maksimal bagi orang usia lanjut usia.
Bertambahnya usia orang dewasa juga mempengruhi system pernafasan yang mulai berkurang dalam kapasitas vital, volume maksimal ventilasi, kapasitas maksimal pernapasan dan pengambilan oksigen secara maksimal selama latihan. Penurunan kapasitas vital dari umur 30 sampai 80 tahun adalah 40 persen, sedangkan pengurangan kapasitas maksimal pernapasan hampir 60 persen. Perubahan-perubahan yang besar terjadi dalam kapasitas total paru-paru, dan dalam pengeluaran pernapasan sisa atau  residu pada usia tua.
Integritas system syaraf memberikan engaruh yang vital terhadap inisiatif dan koordinasi respons otot. Perubahan system syaraf sesuai dengan bertambahnya umur seseorang dewasa adalah makin lambatnya reaksi dan waktu gerak seseorang.
2.      Perubahan Syaraf Otot dan Kekuatan
Susunan otot dalam tubuh seseorang merupakan alat yang dapat memungkinkan terjadinya gerakan-gerakan dalam badan. Kekuatan otot otot merupakan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Dalam pengukuran kekuatan otot yang diukur adalah kekuatan maksimal insometrik (kontraki tanpa pemendekan).
Hasil penelitian yang dihasilkan oleh Shock (1962) melalui pengukuran kekuatan menggenggam (hand grip strength) pada pria sesudah umur 22 tahun menunjukan penurunan kekuatan sesuai dengan bertambahnya umur seseorang. Pada umur 80 tahun kekuatan menggenggam tidak lebih kuat dibandingkan dengan anak laki-laki umur 13 tahun. Penurunan kekuatan menggenggam mengalami penurunan drastis sesudah umur 35 tahun yang turun sampai 44 kg kemudian menjadi 23 kg pada usia 90 tahun. Bertambahnya umur seseorang juga ditandai dengan penurunan kekuatan pada bagian-bagian lain dari badan. Hilangnya kekuatan daya tahan, yaitu sejumlah kekuatan menggenggam yang dapat dilakukan selama satu menit, pada umur 75 tahun tidak jauh berbeda dengan daya tahan menggenggam anak laki-laki umur 23 tahun. Kekuatan menggengam sebesar 28 kg pada umur 20 tahun menurun menjadi 8 kg pada umur 75 tahun.
Perubahan-perubahan yang terjadi dengan bertambahnya umur seseorang pada sel-sel otot dan syaraf ditentukan oleh tingkat kematangan dari sel-sel itu sendiri pada usia dewasa. Sel-sel otot dan syaraf relatif akan tetap bertahan atau mengalami sedikit perubahan selama seseorang masih melakukan latihan. Selama bertambahnya umur pada masa dewasa seseorang akan mengalami perubahan kapasitas fungsi otot yaitu: penurunan kecepatan berat,waktu reaksi dan waktu kontraksi otot. Koordinasi cenderung terganggu dengan bertambahnya umur, terutama dengan kegiatan-kegiatan yang memerlukan ketepatan waktu dan gerakan yang selalu berubah antara cepat dan lambat. Hal tersebut merupakan pengaruh yang akan terjadi karena penurunan, kekuatan, kecepatn dan daya tahan terhadap kelelahan.
Penurunan kekuatan otot mempunyai variasi perbedaan antar kelompok otot. Penurunan kekuatan otot-otot fleksor tungkai bawah dapat dilihat pada orang tua yang sedang melakukan gerakan naik tangga yang mengalami kesulitan demikian pula ada kekakuan tungkai pada waktu lari atau jogging. Otot diafragma yang sangat diperlukan dalam kegiatan dalam melakukan pernafasan hanya mengalami sedikit penurunan. Apabila terjadi penurunan pada otot diafragma, maka penurunan tersebut dsebabkan oleh berkurangnya serabut otot yang berfungsi baik dan menyusutnya diameter seraut otot.
Penurunan masa otot dan kekuatan dengan bertambahnya usia orang dewasa atau tua dapat dihambat dengan melakukan latihan beban secara teratur. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa setelah berlatih 8 minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu, kekuatan meningkat pada kelompok muda maupun tua.
Seorang pria mulai mengalami penurunan kekuatan isometric (isometric strength) setelah umur 30 tahun, namun ada yang masih bertahan sampai 45 tahun, kemudian menurun secara lambat. Pada usia 65 tahun seorang pria mengalami penyusutan kekuatan sebesar 15% dari puncak kekuatan maksimum, setelah itu terjadi penurunan kekuatan yang lebih cepat. Sebelum usia 25 tahun terjadi kenaikan daya tahan otot secara teratur, kemudian menurun sampai umur 75 tahun, yang memiliki daya tahan otot sama dengan penampilan anak laki-laki umur 12-15 tahun.
Kekuatan maksimum pada wanita dicapai pada umur 17 tahun melalui latihan-latihan beban selama masa mudanya, selanjutnya masih bertahan selama tetap berlatih sebagai seorang atlet. Namun demikian pengemabangan kekuatan wanita hanya sekitar 2/3 dari puncak kekuatan pria pada umur yang sama. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan otot baik besarnya otot maupun proporsinya dalam tubuh. Kekuatan maksimum untuk pria dan wanita masih dapat menigkat sampai umur 25 tahun dan setelah itu terjadi penurunan. Pada umur 65 tahun kekuatan otot tinggal 65-70% dari yang mereka miliki pada usia 20-30 tahun.
3.      Perubahan dalam Keseimbangan
Pengembangan keseimbangan sama pentingnya dengan kekuatan dalam usaha pengembangan ketrampilan gerak dasar. Selama masa pertumbuhan keseimbangn meningkat, kemudian menurun sampai berada dalam keadaan berhenti selama masa dewasa dan usia tua.
Hasil penelitian tentang pengaruh latihan pada orang-orang umur 69 tahun menyatakan bahwa rata-rata skor tes sebelum latihan keseimbangan adalah 14,1 untuk 14 orang pria dan 7,6 untuk 12 orang wanita. Selama 8 minggu program latihan yang terdiri dari 5 periode mingguan dengan 1 jam setiap periode latihan, mereka mengikuti latihan, jalan, jogging, permainan dengan bola, senam dan renang. Hasil akhir tes setelah mengikuti program latihan 8 minggu, ternyata wanita memiliki kenaikan rata-rata skor keseimbangan menjadi 9,0 sedangkan pria menjadi 15,2 atau wanita memiliki kenaikan rata-rata skor keseimbangn lebih tinggi disbanding pria pada usia 69 tahun. Selain terjadi peningkatan keseimbangan, ternyata untuk kedua jenis kelamin juga mengalami peningkatan kardiovaskular. Mereka yang terlatih ternyata juga memiliki kondisi fisik yang baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Perbedaan antara pria dan wanita lanjut usia ditandai dengan menurunnya kondisi tulang dengan bertambahnya umur seseorang adalah bahwa pada wanita terjadi kecenderungan keropos tulang dengan perbandingan 4:1, sehingga mudah terjadi patah tulang. Pemeliharaan keseimbangan tergantung dari vestibular dan masukan syaraf mata yang berhubungan dengan perubahan-perubahan anatomis dengan bertambahnya umur seseorang. Perubahan fungsi vestibular untuk pria maupun wanita tidak terdapat perbedaan, tetapai perubahan secara anatomis yang menyangkut fungsi syaraf, pendengaran yang mulai melemah biasanya pria melebih wanita pada usia 65-74 tahun. Demikian pula hilangnya pendengaran yang baik pada frekuensi tinggi pada pria lebih besar dibandingkan wanita. Sedangkan perubahan penglihatan pada pria maupun wanita setelah usia 60 tahun tidak terjadi perbedaan. Seorang lanjut usia cenderung memperluas tumpuan berdiri dalam berdiri dibandingkan dengan anak-anak muda. Sedangkan penurunan sikap stabilitas pada wanita disebabkan adanya perbedaan yang lebih besar pada laki-laki yang tidak normal.
4.      Perubahan Koordinasi dan Sistem Syaraf
Koordinasi merupakan kemampuan mengontrol otot-otot yang melibatkan kerja sama antara otot satu dengan yang lain utnuk melaksanakan tugas secara efisien maupun hubungan dengan umur seseorang. Sesudah umur 39 tahun koordinasi meunurn secara tetap, sedangkan kepadatan tubuh menurun sesudah umur 40 tahun. Hilangnya jaringan otot, berkurangnya fungsi tulang dan bertambahnya jumlah lemak dalam badan, semuanya memberikan perubahan terhadap komposisi badan yang berhubungan dengan hilangnya koordinasi. Pada usia lanjut terjadi penurunan kemampuan melakukan ketrampilan gerak, karena menurunnya berbagai kemampuan fisik seperti kekuatan, kelentukan, kecepatan dan reaksi. Sesudah umur 25 tahun kemampuan kerja maksimum seorang pria menurun 1% setiap tahun sedangkan penurunan yang terjadi pada wanita sedikit lebih besar dibandingkan pria. Menurut Skinner (1973) sesudah umur 30 tahun memperlihatkan perubahan pada struktur dan kimiawi pada jaringan. Hasil penelitian lain menyebutkan pada pria yang kurang aktif, kemampuan kardio-vaskular menurun 25% dari umur 17 tahun sampai umur 44 tahun.
AKTIVITAS FISIK YANG DIPERLUKAN ORANG DEWASA DAN ORANG TUA

1.      Pengaruh Latihan Olahraga
Usia antara 20-30 tahun merupakan periode kemampuan fisik secara optimal. Namun demikian penampilan puncak sesorang dapat dicapai oleh orang-orang yang lebih tua, terutama dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengalaman tingkat tinggi. Proses menua karena bertambahnya umur seseorang mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan secara fisik maupun fisiologis. Hal itu dikarenakan oleh kegiatan fisik yang dilakukan dan beberapa faktora lain yang sehubungan yaitu gizi dan waktu istirahat. seseorang yang terlatih cenderung memiliki kapasitas pembakaran (oksifatif) serabut otot yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang terlatih. Latihan fisik lebih berpengaruh terhadap kapasitas oksidatif dibandingkan komposisi serabut otot. Sedangkan kapasitas oksidatif yang baik dapat meningkatkan ketahanan otot dan potensi aerobic. Peningkatan kapasitas oksidatif juga dapat menyusutkan produksi asam laktat selama latihan. Latihan fisik yang teratur dapat proses penurunan kemampuan fungsi organ-organ tibuh termasuk transportasi oksigen ke seluruh tubuh yang tetap baik bagi orang-orang lanjut usia.
Aktifitas fisik dan program terapi fisik akan menghasilkan peningkatan mineral pada tulang bagi orang-orang lanjut usia. Oleh karena itu latihan dapat digunakan sebagai pemeliharaan struktur tulang yang sama baiknya dengan pemeliharaan fungsi fisiologis. Selain latihan masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memelihara kesehatan yang berhubungan dengan proses menua dan kematian, seperti :
a.       Biasakan tidur 7-8 jam setiap hari
b.      Makan pagi secara teratur
c.       Janganlah banyak makan-makanan kecil di antara jam-jam makan
d.      Berat badan sebaiknya berada antara 10% persen di bawah berat badan ideal atau 20% dia atasnya
e.       Latihan secara teratur
f.       Jangan minum-minuman keras atau beralkohol
g.      Jangan merokok
Karakteristik secara umum untuk orang dewasa dan lanjut usia adalah sebagai berikut:
a.       Puncak kerja maksimal berkisar antara umur 22 sampai 25 tahun untuk wanita, sedangkan untuk pria antara umur 25-28 tahun.
b.      Aktifitas fisik yang memerlukan komponen-komponen tingkat tinggi, seperti kekuatan, kecepatan, dan daya tahan mencapai puncaknya lebih awal, demikian pula masa penurunannya.
c.       Perbedaan penampilan seseorang dengan yang lain sangat tergantung dari perbedaan mereka dalam gaya hidup dan lingkungan kehidupannya.
d.      Perbedaan penampilan fisik antara kedua jenis kelamin secara maksimal terjadi antara 20-50 tahun.
e.       Proses menua ditandai dengan menurunnya system organ tubuh dan fungsinya, terutama dalam kekuatan dan respon fisiologis terhadap latihan.
f.       Melalui latihan memperlambat proses menua, terutama yang berhubungan dengan perubahan struktur.
g.      Angka kematian dipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan yang berhubungan dengan factor keturunan.
Olahraga yang telah dilakukan sejak usia muda selain sebagai kegemaran juga bermanfaat untuk memperbaiki sikap tubuh. Sikap tubuh yang kurang baik akan menyebabkan kemampuan koordinasi yang kurang baik, sehingga terjadi ketegangan yang mempengaruhi kondisi tubuh, terutama bagi kehidupan orang lanjut usia. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dapat digunakan untuk membantu dalam memberikan terapi dalam beberapa penyakit tertentu, seperti penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, dan mencegah terjadinya keropos tulang (osteoporosis) bagi orang lanjut usia. Latihan olahraga juga dapat digunakan sebagai rehabilitasi terhadap kelainan fisik, cedera habis kecelakaan atau dioperasi. Tentunya semua perlu petunjuk dari seorang yang ahli di bidangnya.
2.      Aktivitas Fisik Bagi Orang Tua
Kegiatan fisik yang baik dilakukan oleh orang tua adalah olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Melalui latihan-latihan yang sifatnya aerobic, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
a.   Meningkatkan efisiensi paru-paru, artinya dengan sedikit tenaga yang digunakan diperoleh masukan udara yang sebanyak-banyaknya.
b. Meningkatkan efisiensi kerja jantung. Pengaruh latihan menyebabkan otot-otot jantung bekerja lebih kuat dan memompakan darah lebih banyak dalam setiap denyutan.
c. Meningkatkan julah dan ukuran pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh sehingga mempemudah transportasi oksigen.
d.      Meningkatkan daya kerja otot dan pembuluh dara sehingga mempemudah sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
e.       Mengubah tubuh yang terlaku gemuk karena meningkatnya jaringan lemak, menjadi tubuh yang tegap dan berisi (anti obesitas), serta masih banyak lagi manfaat latihan terhadap penyesuaian diri dengan tekanan hidup sehari-hari.

1 komentar:

  1. materi mba eka bagus , maksih yaa atas imponya, salam olahraga

    BalasHapus