Senin, 17 Oktober 2011

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

a. Pengertian Kesulitan Belajar
Pada umumnnya, kesulitan belajar merupakan kondisi tertentu yang ditandai dengan hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai sesuatu tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras untuk dapat mengatasinya. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar me ngajar yang di tandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
(a) learning disorder;
(b) learning disfunction;
(c) underachiever;
(d) slow learner, dan
(e) learning diasbilities.
Di bawah ini akan dijelaskan dari masing-masing pengertian tersebut.


1. Learning Disorder atau kekacauan belajar
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction
Gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever
Mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar
Siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar
Mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

b.  Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai factor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :
A. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi:
1). Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2). Faktor psikologi
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
B. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi ;
1). Faktor-faktor sosial
Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
 2). Faktor-faktor non- sosial
Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.


c. Pengenalan Kesulitan Balajar peserta Didik

Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar  peserta didik, kita harus menentukan factor penyebab dari kesulitan belajar tersebut. Setelah factor penyebab kesulitan belajar peserta didik dengan tepat, maka kita harus mengumpulkan dataq selengkap mungkin, baik teknik non tes maupun  dengan teknik tes.
Teknik non tesyang dimaksudkan disini adalah teknik pengumpulan data atau keterangan yang dilakukan dengan cara : wawancara, observasi, angket, sosiometri, biografi, pemeriksaan kesehatan dan fisik, dan dokumentasi.
 
d. Prosedur pelaksanaan Diagnosis kesulitan Belajar

Prosedur atau langkah-langkah melaksanakan diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
● mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
● melokalisasi kesulitan belajar
● menentukan factor penyebab kesulitan belajar
● memperkirakan altenatif bantuan
● menetapkan kemungkinan cara mengatasinya
● tidak lanjut

e. Pengajaran remedial dan program pengayaan dalam proses pembelajaran

Program  bagian dari layanan bimbingan dan konseling belajar
1. Pengajaran remedial dalam pembelajaran
2. Program pengayaan dalm pembelajaran


Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar Pada
Anak. Jakarta : Prestasi Putra.

Sugihartono, dkk.2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY PRESS 

Wood, Derek et al. Penerjemah Taniputra. 2005. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar
(Terjemahan). Yogyakarta : Kata Hati.

http://www.iapw.info/home/index.php?option=com_content&view=article&id=141
mengatasi-kesulitan-belajar-pada-anak&catid=32:ragam&Itemid=45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar